Kesuksesan diawali dari sebuah mimpi yg berlanjut dengan usaha dan doa agar bisa terwujut

Minggu, 24 Mei 2015

Pekalongan, Kota Batik Dunia


Di indonesia kita tidak perlu takut kehabisan tujuan wisata. Selalu ada saja hal menarik yang bisa dilihat dan belum pernah kita ketahui. Setidaknya begitulah pengalaman saya. Walaupun sudah beberapa kali ke Jawa Tengah, belum sekalipun saya ke kota Pekalongan yang Cuma sekitar sejam naik kereta dari Semarang. Maka, di bulan april lalu, kota pantai utara Pulau Jawa ini menjadi tujuan wisata akhir pekan saya.

Kunjungan saya ke Pekalongan bertepatan dengan perayaan ulang tahun kota ini yang ke-105. perayaannya mencakup karnaval, pameran buku, presentasi pecha Kucha oleh Pak Walikota tentang visi misinya, dan banyak lagi. Momen ini juga digunakan untuk rebranding kota Pekalongan menjadi World’s City of Batik. Dalam rangkaian perayaan, tak ketinggalan diadakan pertunjukan videomapping kary seniman video digital Adi Panutun dan timnya dari rumah produksi sembilan matahari, bandung. Video yang diproyeksikan ke fasad gedung Museum Batik ini mengisahkan sejarah, perkembangan, hingga konflik dan inovasi industri seputar batik Pekalongan. Walau disana Cuma sebagai turis, entah kenapa saya terharu melihat antusiasme masyarakat yang begitu tinggi terhadap perayaan ulang tahun ini.

Pekalongan di luar musim ulang tahun pun tetap menarik, terutama jika kita menyukai sejarah dan budaya, khususnya batik. Museum  Batik di simpang lima Jalan Jatayu adalah tujuan utama disini. Menempati gedung kuno ala art deco, museum ini diresmikan pada tahun 2006. di dalamnya kita bisa melihat koleksi batik Pekalongan, selain batik dri seluruh nusantara. Mungkin belum banyak orang tahu bahwa Sumatera, Kalimantan, dan Papua pun sudah mulai mengembangkan kerajinan batik dengan motif khas masing-masing, Lalu di bagian belakang gedung terdapat workshop tempat pengunjung bisa belajar membatik dengan canting tulis maupun cap.

Seorang pemandu menemani saya berkeliling museum sambil memberi keterangan yang padat. Misalnya, informasi bahwa ciri khas Batik Pekalongan adalah motif dasar berupa simbol arah mata angin dan geometris, Batik Sogan khas Solo yang berwarna coklat dari tanaman Soga, Batik pengaruh Arab yang berupa kaligrafi dan melarang penggambaran mahluk hidup kecuali tanpa kepala. Anda ingin membeli oleh-oleh? Tepat di sebelah pintu masuk, terdapat toko yang menjual berbagai suvenir dari Batik seperti syal, dompet, tatakan gelas, dan tentunya baju serta kain dengan harga yang cukup terjangkau.

Layaknya kota dengan industri batik yang berkembang, di kota Pekalongan dan sekitarnya terdapat beberapa kampung batik, seperti Kauman, Wiradesa, dan Pesindon. Produksi kain batik di bagian belakang rumah, sedangkan butik di ruangan depan. Produk yang dijual bermacam-macam, dari batik cetak, cap, dan tulis, dengan bahan kain katun, sutra, atau ATBM, juga yang berupa pakaian jadi. Hati-hati jika tak mau memborong terlalu banyak, karena saking beragam dan cantiknya motif-motif batik di tiap butik, bisa-bisa kita sulit memilih.

Dua hari penuh mengitari Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan cukup membuat saya lelah. Untung saja hotel yang saya tempati, Hotel Merlin, menyediakan kamar yang nyaman, bersih, dan pelayanan yang ramah. Namun yang paling membuat saya terpana adalah bahwa tiap kamar mendapat koneksi wifi gratis. Cocok sekali untuk kita yang suka berpergian membawa laptop dan tak bisa lepas dari email-email pekerjaan.

Minggu sore tiba, jadwal kereta untuk kembali ke Jakarta pun semakin dekat. Resepsionis hotel menelepon taksi yang sangat langka di jalanan Pekalongan, untuk mengantarkan saya ke stasiun kereta. Akhir pekan segera berakhir, namun rasanya senang sekali bisa mengenal lebih dekat satu lagi kota di negeri ini. Hm, ke mana lagi ya minggu-minggu berikutnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar