Batik adalah kerajinan yang memiliki
nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia
(khususnya Jawa) sejak lama. Motif yang ditorehkan pada selembar kain
batik selalu mempunyai makna tersembunyi. Jenis dan corak batik
tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai
dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Kali
ini kami akan sajikan mengenai keunikan makna batik klasik yaitu motif
Sido Luhur.
Terdapat mitos mengenai penciptaan motif
batik Sido Luhur yang menuntut pencipta awalnya untuk menahan nafas
berlama-lama. Motif Sido Luhur diciptakan Ki Ageng Henis, kakek dari
Panembahan Senopati pendiri Mataram Jawa, serta cucu dari Ki Ageng Selo.
Konon motif Sido Luhur dibuat khusus oleh Ki Ageng Henis untuk anak
keturunannya. Harapannya agar si pemakai dapat berhati serta berpikir
luhur sehingga dapat berguna bagi masyarakat banyak.
Menurut seorang pengamat budaya Jawa,
Winarso Kalinggo, motif itu kemudian dimanifestasikan ke selembar kain
(dicanting) oleh Nyi Ageng Henis. Nyi Ageng sendiri adalah seorang yang
mempunyai kesaktian. Mitosnya, Nyi Ageng selalu megeng (menahan) nafas
dalam mencanting sampai habisnya lilin dalam canting tersebut. Hal itu
dimaksudkan agar konsentrasi terjaga dan seluruh doa dan harapan dapat
tercurah secara penuh ke kain batik tersebut. Sampai sekarang pun,
secara umum, proses penciptaan batik masih sama seperti jaman dulu.
Laki-laki membuat motif, yang wanita mencanting.
Batik Motif Sido Luhur
Sumber:http://kamusjawa.com
Motif batik Sido Luhur merupakan jenis
batik keraton yang berasal dari Keraton Yogyakarta dan Keraton
Surakarta. Di Keraton Surakarta, biasanya motif Sido Luhur dikenakan
oleh temanten putri pada malam pengantin. Batik motif Sido Luhur
memiliki filosofi keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari
keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa
tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan
jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya. Sementara keluhuran budi,
ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa
sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan
nilai keluhuran.
Batik Motif Sido Luhur Keraton Surakarta
Sumber: http://nisyacin.blogdetik.com
Motif Sido Luhur juga bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
Batik Motif Sido Luhur
Sumber: http://ubatik.wordpress.com
Adapula jenis batik motif Bledak
Sidoluhur Latar Putih yang memiliki kegunaan untuk upacara mitoni
(upacara masa 7 bulan bagi pengantin putri saat hamil pertama kali).
Batik ini memiliki filosofi agar yang menggunakan selalu dalam keadaan
gembira.
Batik Motif Bledak Sido Luhur Latar Putih
Sumber: https://dunianyamaya.wordpress.com
Batik motif Sido Mukti Luhur yang
berasal dari Keraton Yogyakarta memiliki kegunaan yaitu dikenakan pada
saat mitoni dan menggendong bayi. Batik ini memiliki filosofi, Sido
Mukti, berarti gembira, kebahagiaan untuk mengendong bayi sehingga bayi
merasakan ketenangan, kegembiraan.
Batik Motif Sido Mukti Luhur
Sumber: https://dunianyamaya.wordpress.com
Batik motif Sido Luhur juga ada yang
yang dikenakan pada saat acara mitoni yaitu memiliki makna agar bayi
yang akan lahir akan memiliki sifat berbudi pekerti luhur dan sopan
santun.
Batik Motif Sido Luhur
Sumber: http://gema-budaya.blogspot.com
Filosofi makna di balik motif batik Sido
Luhur juga berarti berhasil mengembangkan, menyempurnakan diri menjadi
manusia yang berbudi luhur yang senantiasa berdoa, mengingat dan
bersyukur kepadaNya. Motif ini adalah motif yang dikenakan oleh
pengantin saat pernikahan. Motif ini berasal dari Keraton Yogyakarta.
Batik Motif Sido Luhur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar